Hati Malaikat



Aroma wangi memperkosa udara pagi
Aroma yang keluar dari sebelah bilik mandi
Ciprat air suci yang ternodai
oleh kotor kucing berdebu bergelut dengan kerasnya hidup
yang dipungut dari dalam dekapan kabut shubuh.
Kucing malang yang terbuang di tengah ramainya lalu lalang orang.

Seorang pemuda dengan hati salju mengeja langkah
Memungut dengan hati lara
Memandang lekat-lekat dengan senyum rekah.
Berujar, "Malang sekali kau sayang!"
Mendekap penuh iba.
Meresapi kepedihan yang diderita.
Resapan yang mencabik alam nyata.

Byuuuuurrrr!
Air jatuh pada gundukan tanah hitam
Tanah keras yang dipungut dari pinggir sawah belakang kuliah
Mencoba meluluhkan
Mencoba memberi nafas pada tumbuhan
yang meranggas berebutan makan.

Pagi masihlah buta
Ketika suara azan baru saja mengelinding di udara
Dengan sigap tangan-tangan itu memungut gayung membentuk irama
menyatu dengan degup pagi yang masih perawan

Dua manusia dengan hati permata.
Mencoba berkasih sayang dengan lain sama.
Kasih yang mulai pudar di negeriku Indonesia.
Demi kepentingan,
semua dimakan tanpa rasa jijik dan siksa.
Daging mentah, tanah, bahkan kotoran,
luluh lantak ditelan.
Ufhh!

Aku tersenyum bangga pada mereka berdua
Manusia dengan hati malaikat dengan kucuran pahala
siap mengalir pada setiap keikhlasannya.


Puisi untuk sahabatku Edra Wardi dan Kasmon Prasatya.
10.02 WZ. 17 Juni 2011
Tags:

Tentang Saya

Seorang sosok yang ingin di atas biasa orang. Tapi seringkali tertinggal oleh kereta yang merangkak. Sering tenggelam oleh gerimis penggal malam. Dan selalu tegak, namun tak kalah cepat dari keong. Tetap optimis, karena gerimis sepenggal malam takkan menenggelamkan gunung